Jumat, 21 Oktober 2011

Kebutuhan Nasabah Bertambah, Perbankan Perlu Tingkatkan Layanan

Seiring dengan bertambahnya jumlah masyarakat kelas menengah ke atas, IBI berharap industri perbankan bisa memanfaatkan potensi bisnis tersebut dengan meningkatkan jumlah produk dan layanan prima, melihat kebutuhan nasabah kelas atas tersebut lebih beragam. Paulus Yoga
Jakarta–Semakin bertumbuhnya masyarakat kelas menengah ke atas di Indonesia diharapkan bisa diikuti dengan peningkatan pelayanan prima industri perbankan baik dari sisi produk maupun layanan.
“Di tengah berkembangnya industri perbankan d Indonesia, kita harapkan dengan CWMA (certified wealth management association) ini, yang memberikan sertifikasi dan jaminan-jaminan yang lebih baik, diharapkan para ekspertis kita bisa menjadi lebih baik,” tukas Wakil Ketua Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Jahja Setiaatmadja, di Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2011.
Melalui CWMA dan kegiatan yang dilaksanakan, lanjutnya, merupakan hal yang sangat positif dalam meningkatkan hubungan para staf dan jajaran dalam menekuni bidang wealth management.
Seiring dengan bertumbuhnya pasar keuangan di Indonesia, dan bertambahnya masyarakat kelas menengah ke atas diharapkan bisa meningkatkan akselerasi (percepatan) bisnis, sehingga memberikan imbas terhadap industri perbankan.
“Masyarakat high network bertambah, pendapatan perkapita sudah capai USD 3000. Ini jadi sangat menarik bagi kita, jadi penambahan buying power, saving masyarakat meningkat. Ini akan meningkatkan konsumsi dan peningkatan sektor riil,” tutur Jahja.
Menurutnya, dengan peningkatan di sektor riil, maka akan meningkatkan juga usaha-usaha baru, sehingga akselerasi perekonomian di Indonesia semakin besar. Tentunya, ke depan diharapkan dapat mendukung pertumbuhan pendapatan perkapita masyarakat, termasuk di dalamnya masyarakat kelas menengah ke atas.
“Untuk affluence (kelas menengah ke atas), memang pasarnya sendiri masih kecil. Tapi dari total populasi kita yang besar mencapai 240 juta jiwa, itu persentase tetap menjadi besar. Kalau 10% saja sudah sebanyak penduduk Singapura,” ucapnya.
Ia menjelaskan, kebutuhan nasabah prima sendiri sangat berbeda dengan nasabah umumnya, sehingga perlu pengembangan produk sesuai dengan kemampuan investasi, juga pelayanan yang berkualitas dari sumber daya manusia yang memahami seluk beluk wealth management. (*)

Sumber : Infobank

Tidak ada komentar:

Posting Komentar