Rabu, 18 April 2012

Bankir Nilai Biaya Dana di Perbankan Indonesia Masih Tinggi

Untuk menyalurkan kredit, perbankan masih mengandalkan dana pihak ketiga, yang diambil dengan menawarkan bunga tertentu sebagai biaya dana. Di Indonesia, biaya dana yang terlihat dari bunga deposito masih lebih tinggi dibanding negara-negara kawasan. Paulus Yoga
Jakarta–Direktur Micro and Retail Banking PT Bank Mandiri (persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin menyatakan, kendala perbankan dalam menurunkan suku bunga masih terbentur dengan besarnya biaya dana.
Hal tersebut diutarakannya kepada wartawan usai menghadiri seminar: “Mewujudkan National Payment Gateway Menyongsong MEA 2015,” di Jakarta, Rabu, 14 Maret 2012.
“Ini biaya dana kita kan bahannya besar,” tukasnya.
Ia mencontohkan, biaya dana perbankan di Singapura jauh lebih kecil bila di banding di Indonesia. Tingkat bunga deposito di Singapura, lanjutnya, hanya setengah persen, berbanding jauh dengan perbankan di Tanah Air yang rata-rata di level 6%.
“Jadi, bunga kredit masih tinggi, karena cost of fund (biaya dana) tinggi,” tandasnya.
Ia menambahkan, memang bunga kredit bisa diturunkan, bila biaya dana juga turun. Namun, menurutnya, hal yang lebih penting adalah seberapa besar perbankan mengambil margin.
“Kalau bahan 0,5% dan jual 2%. Itu kan untungnya sampai 400%. Jadi berbeda, tidak bisa dibandingkan,” tutupnya. (*)

Sumber : Infobank

Tidak ada komentar:

Posting Komentar