Minggu, 11 September 2011

6 Cara Agar BPR Tidak Terlikuidasi

Selain menjaga NPL dan  likuiditas, BPR perlu memperbaiki perilaku pengurusnya. Prinsipnya sangat tabu menggunakan uang bank untuk keperluan yang diluar norma perbankan. Apalagi, dengan membikin usaha yang tidak dikuasai, selain menempatkan bank di ujung tanduk, maka bukan tak mungkin akan berurusan dengan pihak berwajib. Biro Riset Infobank
Pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tentang sebab matinya BPR karena ulah pengurusnya bisa menjadi pelajaran berharga bagi mereka yang bergelut di bisnis BPR.
Persoalan bukan semata-mata urusan matematika angka, tapi menyangkut perilaku pengurus dan karyawannya. Nah, agar Anda bisa masuk jajaran BPR terbaik versi Infobank tahun mendatang, enam hal harus dipenuhi, yaitu (1) meningkatkan modal, (2) memperbaiki kualitas aktiva produktif, (3) menjaga likuiditas, (4) mempertahankan tingkat laba dengan margin yang tetap tebal, (5) terus menjaga efisiensi dan (6) yang terus menjaga perliku pengurusnya. Soal manajemen perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi lima hal yang pertama.
Sulit. Namun, tetap mungkin dapat diraih. Di tengah rimba persaingan yang mahadahsyat di pasar BPR, kalangan BPR harus terus menjaga pertahanan yang lebih kokoh. Persaingan tidak bisa dihindari. Nah, untuk menjaga pertahanan yang baik, dibutuhkan energi untuk persiapan yang memadai.
Situasi makro yang berat tentu sewaktu-waktu akan melilit BPR. Namun, ada tiga resep agar tetap bisa bertahan di masa-masa satu tahun mendatang. Pertama, mempertahankan likuiditas sehingga jika ada pengetatan mendadak masih tetap bisa pertahan. Setiap keseimbangan baru selalu diikuti dengan keseimbangan likuiditas yang baru juga. Tidak ada kata menyerah dalam mencari dana pihak ketiga (DPK), khususnya dana murah.
Kedua, menjaga kualitas kredit. Usahakan jangan sampai terjadi pembiaran NPL yang tak terkontrol. Namun, biasanya, NPL ini terjadi ketika pemberian kredit tidak memakai pendekatan kehati-hatian. Ekspansi kredit berlebihan tanpa memperhatikan aspek kehati-hatian. Jadi, untuk bisa menjadi yang terbaik di masa mendatang tergantung dua hal, yaitu menjaga likuiditas dan memperbaiki terus kualitas kredit.
Ketiga, jangan terlalu bernafsu di sini diartikan jangan menggunakan duit bank untuk ekspansi ke sektor riil yang masih satu grup. Prinsipnya sangat tabu menggunakan uang bank untuk keperluan yang diluar norma perbankan. Apalagi, dengan membikin usaha yang tidak dikuasai, selain menempatkan bank di ujung tanduk, maka bukan tak mungkin akan berurusan dengan pihak berwajib.
Jadi, jangan menganggap uang bank milik nenek moyangnya dan rusaknya BPR akan merusak BPR-BPR yang kondisinya lebih baik dan dikelola dengan profesional. (*)

Sumber : www.infobanknews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar