Jakarta–Anggota Komisi XI DPR RI, Kemal Azis Stamboel menilai, setelah melalui pembahasan dan perdebatan panjang selama tiga hari, pemerintah dan Komisi XI DPR RI akhirnya menyepakati asumsi makro dalam RAPBN 2012 pada Kamis sore, 15 September 2011.
“Asumsi makro yang disepakati adalah pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7%, angka inflasi sebesar 5,3%, nilai tukar rupiah sebesar 8.800 per US$ dan suku bunga SPN 3 bulan sebesar 6,4%. Dan dari Komisi VII juga telah menyepakati target lifting minyak mentah sebesar 950 ribu barel per hari dan ICP sebesar US$ 90 per barel”, ujar Kemal, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 16 September 2011.
Menurut Kemal, dalam raker tersebut, Komisi XI dan pemerintah sepakat agar dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas harus diikuti dengan penurunan tingkat kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran dan penyerapan tenaga kerja.
Adapun target-target yang disepakati sebagai berikut: (1) Angka kemiskinan sebesar 10,5–11,5%; (2) setiap 1% persen pertumbuhan ekonomi dapat menyerap 450.000 tenaga kerja; dan (3) Tingkat pengangguran terbuka 6,4–6,6 %. Target-target tersebut diatas dirumuskan dalam batang tubuh UU APBN.
“Kita berharap dengan target yang dimasukkan dalam batang tubuh UU akan membuat pemerintah semakin serius mengejar target pertumbuhan yang berkualitas. F-PKS sendiri sebenarnya juga masih memberi catatat dari kesepakatan tersebut bahwa angka kemiskinan seharunya bisa sebesar 10-11%. Juga ada beberapa catatan dari Fraksi-fraski yang lain”, jelasnya.
Tabel 1. Asumsi Makro APBN 2012
Asumsi Makro | RAPBN | Keputusan |
Pertumbuhan Ekonomi ( %) yoy | 6,7 | 6,7 |
Inflasi (%)yoy | 5,3 | 5,3 |
Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan (%) | 6,5 | 6,4 |
Nilai Tukar (Rp/US$1) | 8.800 | 8.800 |
Harga Minyak (US$/barel) | 90 | 90 |
Lifting Minyak (ribu barel/hari) | 950 | 950 |
Berikut adalah beberapa catatan atas kesepakatan asumsi makro diatas secara lebih lengkap.
- F-PKS berpendapat bahwa angka kemiskinan sebesar 10-11%.
- F-PDI Perjuangan berpendapat bahwa suku bunga SPN 3 bulan sebesar 6%.
- F-PDI Perjuangan berpendapat bahwa 1 (satu) persen pertumbuhan ekonomi dapat menyerap 475.000 tenaga kerja.
- HANURA berpendapat bahwa tingkat pengangguran terbuka sebesar 6,5%.
- GOLKAR berpendapat bahwa tingkat pengangguran terbuka sebesar 6,4%.
- F-PDI Perjuangan berpendapat tingkat pengangguran terbuka sebesar 6,2%, dengan kondisi alokasi peningkatan pertumbuhan di sektor pertanian.
- Komisi XI DPR RI akan melakukan pembahasan secara khusus dengan Pemerintah mengenai penentuan angka tingkat pengangguran terbuka dan penentuan garis kemiskinan dan klasifikasi kemiskinan.
- F-PDIP berpendapat bahwa tingkat kemiskinan yang terdiri dari Sangat Miskin sebesar 3,5 – 4%, Miskin sebesar 10 – 11%, dan Hampir Miskin sebesar 8,5 – 9,5% untuk masuk dalam batang tubuh APBN 2012,
- F-PDIP dan F-PG meminta Nilai Tukar Petani harus lebih besar dari 105 dan Nilai Tukar Nelayan lebih besar dari 110 dan dimasukkan dalam batang tubuh RABPN 2012.
“Tetapi, pemerintah tidak setuju terkait dengan optimalisasi penerimaan dari sektor perpajakan, dimana Komisi XI DPR RI mengusulkan untuk meningkatkan tax ratio menjadi 13%. Jadi, dengan demikian tax ratio masih tetap 12,6%”, tambahnya.
Dalam raker, tambah Kemal, Komisi XI juga meminta agar penerbitan Surat Berharga Negara harus didasari oleh program-program produktif yang diukur melalui imbal hasil yang lebih besar dari bunga SPN. Sedangkan untuk menjaga akuntabilitas SBN yang berorientasi kepada hasil, Komisi XI DPR RI mengusulkan untuk setiap rencana tahapan penerbitan SBN harus melalui persetujuan Komisi XI DPR RI.
“Tetapi, Pemerintah belum atau tidak sependapat dengan butir ini. Tetapi Kemenkeu, melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) disepakati akan menyampaikan rencana penerbitan SBN ke Komisi sesuai dengan plafond yang telah disetujui di APBN. Kita akan coba awasi terkait peningkatan beban utang dan bunga utang yang semakin besar ini kedepan secara lebih serius”, pungkas Kemal. (*)
Sumber : www.infobanknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar