Jumat, 09 Desember 2011

BI Prediksi Inflasi 2011 Sebesar 3,95%

Kombinasi kebijakan antara Bank Indonesia dan pemerintah dinilai sukses menekan tingkat inflasi tahun 2011, yang diprediksi bank sentral bisa dijaga di level 3,95%. Paulus Yoga

Nusa Dua, Bali–Bank Indonesia (BI) memprediksi tingkat inflasi sampai akhir 2011 bisa dijaga sebesar 3,95%. Khusus untuk bulan Desember sendiri, bank sentral memerkirakan tingkat inflasi sebesar 0,75%.

“Inflasi pada akhir tahun sedikit di bawah 4%. Year to date inflasi 3,2%, Desember kita perkirakan tidak akan lebih dari 0,75%. Nah ini seluruh tahun bisa di bawah 4%, sebesar 3,95%,” tutur Deputi Gubernur BI Hartadi Sarwono, kepada wartawan disela seminar internasional “The Intesifying Global Economic Turmoil: How Should Emerging Economies Respond?,” di Nusa Dua, Bali, Jumat 8 Desember 2011.

Menurutnya, tingkat inflasi tersebut akan turun jauh dibanding akhir tahun 2010 yang nyaris 7%. Hal tersebut bisa dicapai dengan menerapkan kebijakan yang sesuai.

“Ini bisa kita capai karena kita sudah terapkan policy yang sesuai. Nah kita tidak addres kenaikan inflasi akibat volatile foods dengan menaikkan interest rate (suku bunga acuan), kita diskusi dengan pemerintah untuk perbaiki distribusi. Juga dengan adanya penurunan tarif impor makanan,” tukasnya.

Selain itu, lanjutnya, bank sentral sendiri menerapkan kebijakan yang lebih fleksibel dalam mendukung apresiasi nilai tukar sehingga bisa menahan dari sisi inflasi barang impor akibat harga komoditas yang tinggi.

“Nah, kombinasi itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dengan inflasi rendah. Jadi ini sukses menghilangkan trade off,” cakapnya.

Trade off sendiri merupakan kondisi di mana pertumbuhan ekonomi yang tinggi diikuti dengan tingkat inflasi yang tinggi pula. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi yang tinggi membuat permintaan semakin tinggi sehingga otomatis menaikkan inflasi.

“Kita gembira masih tetap akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kalau kita lihat China juga kan 9% yang biasanya double digit, jadi ada penurunan. Di China juga ada masalah inflasi. Nah di Indonesia itu kebalikannya, pertumbuhan ekonomi tumbuh tinggi, tapi inflasi turun,” tutup Hartadi. (*)

Sumber : Infobank


Tidak ada komentar:

Posting Komentar