Rabu, 07 Desember 2011

Perilaku Curang Pemilik Menjadi Kendala Utama BPR

Kendati secara keseluruhan BPR masih menunjukkan pertumbuhan, baik dari sisi aset, DPK dan kredit, namun perilaku curang pemiliki dinilai Bank Indonesia masih rawan terjadi dan menjadi bahaya laten yang harus diwaspadai dengan meningkatkan kesehatan dalam menjalankan bisnis. Paulus Yoga
Jakarta–Bank Indonesia (BI) menilai, persoalan utama dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih dalam hal perilaku manajemen yang belum sepenuhnya mengenal prinsip good corporate governance atau tata kelola yang baik.
“Satu faktor penting BPR menjadi sakit dan ditutup, pasti berhubungan dengan kelakukan pemiliknya. Itu yang paling banyak. Ini godaan paling sulit di masyarakat kita,” tukas Gubernur BI Darmin Nasution, dalam acara peluncuran Buku Generik Model Apex dan Model Bisnis BPR di Gedung BI, Jakarta, Senin 5 Desember 2011.
Menurutnya, bila pemilik sudah melakukan tindak kecurangan melalui pengadaan kredit-kredit fiktif, hal ini akan menjadi pangkal dari kredit macet yang bisa mendatangkan bencana bagi BPR.
“Kita memahami faktor BPR tidak maju bahkan bangkrut. Jadi Banyak BPR yang sakit kita tutup, karena semakin lama kita akan semakin tegas. Karena lalai, BPR menjadi tidak benar dan malah menipu nasabah. nanti nasabah pada lari,” tandasnya.
Berdasarkan data BI, saat ini terdapat 1.163 BPR dengan 4.122 jaringan kantor. Dalam setahunan sampai Oktober 2011, total aset tumbuh 20,56% mencapai Rp53,53 triliun, dana pihak ketiga tumbuh 21,31% menjadi sebesar Rp36,46 triliun, dan kucuran kredit naik 20,96% menjadi Rp40,25 triliun. (*)

Sumber : www.infobanknews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar