Jumat, 09 Desember 2011

Tahan Krisis, Perbankan Harus Tingkatkan Kredit ke Sektor Riil dan UMKM

Dalam menjaga pertumbuhan ekonomi tetap bertumbuh sesuai target dan menahan krisis, industri perbankan yang dianggap tidak terlalu terpapar dampak krisis Eropa perlu meningkatkan kucuran kredit ke sektor riil dan UMKM. Paulus Yoga
Nusa Dua, Bali–Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Adrianus Mooy melihat, industri perbankan perlu meningkatkan pembiayaan ke sektor riil, terkait dengan berkepanjangannya krisis di Eropa yang menyebabkan perekonomian global bergejolak.
“Tantangan bagi kita itu bagaimana sektor keuangan, dari perbankan dan anggaran yang relatif lebih kuat, jangan hanya kuat tapi bagaimana dukungan ke sektor riil agar bisa tumbuh tinggi,” tuturnya kepada wartawan disela seminar internasional “The Intesifying Global Economic Turmoil: How Should Emerging Economies Respond?”, di Nusa Dua, Bali, Jumat 9 Desember 2011.
Secara umum, ia menilai ketahanan industri perbankan terhadap krisis saat ini jauh lebih baik ketimbang krisis Asia pada 1997-1998 dan krisis keuangan 2008 lalu. Menurutnya, saat ini perbankan sudah banyak belajar dari pengalaman dua krisis sebelumnya.
“Eksposur bank kita ke Eropa, kan tidak banyak. Jadi tidak akan terkena dampak langsung, dampak tidak langsungnya lebih ke likuiditas (valas) yang lebih ketat,” ucapnya.
Menurutnya, hal tersebut wajar, karena investor jangka pendek mulai mencari aman dengan menggeser dananya sehingga tidak terpaku hanya pada return yang bisa diperoleh.
“Dalam krisis itu kan mereka cari aman, tidak lihat return. Jadi amankan diri dulu,” cakapnya.
Namun, secara keseluruhan dampak krisis terhadap perekonomian masih bisa ditahan oleh peran serta usaha mikro, kecil dan memengah (UMKM), yang terbukti dari pengalaman dua krisis sebelumnya mampu bertahan.
“Dalam keadaan krisis, sektor UMKM jadi tulang punggung. Dengan NPL (kredit bermasalah) rendah. Kadi perbankan masih ada ruang untuk lakukan sesuatu supaya mereka jadi tim pertahanan ekonomi,” pungkas Adrianus.
Ia menambahkan, rasio kredit terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih kecil, sehingga ruang perbankan untuk meningkatkan kucuran kredit khususnya ke sektor riil dan UMKM bisa lebih besar. (*)

Sumber : Infobank

Tidak ada komentar:

Posting Komentar