Senin, 14 November 2011

10 Bank Besar Berebut Tabungan Nasabah

Kunci keberhasilan sebuah bank menengah kecil terletak pada keberhasilannya membina nasabah kredit secara baik, karena selain nasabahnya KW3, harga dananya juga relatif mahal. Kuncinya pada kedekatan kreditor dengan nasabah. Tim Biro Riset Infobank

Persaingan memperebutkan nasabah tabungan luar bisa dahsyatnya. Satu bank memberi hadiah mobil kepada nasabahnya, bank yang lain memberi hadiah uang tunai. Satu bank memberi hadiah mobil mewah kepada nasabahnya, bank yang lain mempersilakan nasabahnya memilih hadiahnya sendiri. Wajar jika bank-bank papan atas berebut tabungan masyarakat karena selain harganya murah, dapat menyumbang fee based income lewat transaksinya.

Berdasarkan data Biro Riset Infobank (birI) mengenai posisi tabungan 10 bank besar menunjukkan bahwa mereka senantiasa saling berebut tabungan masyarakat. Hal itu bisa dilihat dari pertumbuhan dan sekaligus perebutan pangsa pasar. Lihat saja per Juni 2011, empat bank besar, yaitu BCA, Bank Mandiri, BRI, dan BNI, menurun tipis pangsa pasarnya. Ke mana nasabah tabungannya pergi?

Jika melihat angka-angka pertumbuhan tabungan bank-bank lain dalam liga utama ini, sebut saja Bank CIMB Niaga dan PaninBank, tabungan kedua bank tersebut naik tipis. Sementara itu, Bank Danamon, PermataBank, dan Bank Internasional Indonesia (BII) tabungannya turun tipis. Jadi, bisa disebutkan bahwa tabungan bergerak lebih cepat ke kelompok bank di bawah bank-bank papan atas itu. Itu artinya, program yang dijalankan Bank CIMB Niaga dan PaninBank relatif berhasil.

Berdasarkan pendekatan statistik, Biro Riset Infobank mengelompokkan 10 besar bank ke dalam empat kelompok, yaitu (1) Bank Mandiri, (2) BRI dan BCA, (3) BNI, dan (4) Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, PaninBank, PermataBank, BII, dan BTN. Namun, kenyataannya, sebenarnya ke-10 bank tersebut saling berebut pangsa pasar.

Bank Mandiri yang paling besar, dengan modal di atas Rp50 triliun, masuk ke dalam kelas bank internasional. Namun, tidak ada bedanya dengan BII yang kelasnya lebih kecil. Harusnya, BI memikirkan, apa intensifnya menjadi bank internasional sekarang ini. Apa artinya kelas-kelas bank yang tertuang dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API).

Namun, lebih jauh, dengan adanya kemudahan nasabah melakukan transaksi di berbagai ATM, maka bank yang membuat produk tabungan setara dengan deposito bunganya, seperti Taseto (tabungan setara deposito) dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dinilai relatif berhasil. ”Itu yang akan mengurangi pangsa pasar tabungan bank-bank besar,” kata salah seorang direksi bank papan atas.

Jika demikian halnya, bank-bank menengah kecil setidaknya dapat membuat produk tabungan yang bunganya setara dengan deposito. Atau, kalau pasar kreditnya sangat bagus, seperti BTPN atau Bank Danamon tak akan tergerus net interest margin (NIM), dapat membuat produk tabungan dengan bunga di atas deposito. Atau, giro dengan suku bunga yang setara pula.

“Kunci keberhasilan sebuah bank menengah kecil terletak pada keberhasilannya membina nasabah kredit secara baik, karena selain nasabahnya KW3, harga dananya juga relatif mahal. Kuncinya pada kedekatan kreditor dengan nasabah,” kata seorang bankir senior ketika mengomentari mahalnya dana pihak ketiga bank-bank menengah yang membuat produk tabungan berbunga mahal. (*)

Sumber : Infobank


Tidak ada komentar:

Posting Komentar