Kamis, 10 November 2011

Tony Prasetiantono: BI Terlalu Berani Turunkan BI Rate 50 Bps

Langkah BI menurunkan BI rate 50bps ke level 6% dianggap terlalu berani dan bisa merusak kreadibilitas. Apa penyebabnya? Dwitya Putra
Jakarta–Langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan perbankan (Bi rate) sebanyak 50 bps menjadi 6% dianggap terlalu berani dan berpotensi resiko.
Pengamat ekonomi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, A. Tony Prasetiantono menilai, seharusnya BI menurunkan BI rate sebanyak 25 bps dan melihat kondisi inflasi bulan depan seperti apa.
“Menurut saya langkah ini agak terlalu berani. Kalau saya jadi BI, akan saya turunkan 25 basis poin saja dulu, baru kemudian kalau bulan depan posisi kita masih aman (terutama variabel yang sensitif: kurs rupiah, cadangan devisa, dan dalam konteks tertentu juga IHSG), diturunkan lagi 25 basis poin,” kata Tony, kepada Infobanknews.com, di Jakarta, Kamis, 10 November 2012.
Tony mengungkapkan, saat ini yang menjadi permasalahan, yakni bagaimana pasar merespon setelah penurunan BI rate yang cukup besar.
“Kalau sampai perbankan tidak menurunkan suku bunga kredit atau lamban, kondisi ini justru akan merusak kredibilitas BI,” tegasnya.
“Masalahnya, meski BI rate turun, tetapi suku bunga rigid (tidak mau turun) malah kurang baik bagi BI,” tambahnya.
Tony melihat, kebijakan BI rate tidak efektif untuk mempengaruhi suku bunga bank. Pasalnya, hal ini bisa mengganggu kredibilitas BI. Padahal, lanjutnya, BI rate merupakan benchmark rate yang didesain untuk menunjukkan arah kebijakan BI.
Sedangkan dampak ke sektor riil tergantung respons perbankan terhadap kebijakan ini. Jika suku bunga bisa turun, akan membantu mendorong sektor riil.
“Namun, itu tidak otomatis, mengingat selama ini bank cukup hati-hati dalam hal suku bunga, tidak berjalan paralel dengan penurunan BI rate,” jelas Tony. (*)

Sumber : Infobank

Tidak ada komentar:

Posting Komentar