Sabtu, 12 November 2011

BI Minta Bank Lebih Efisien

JAKARTA- Bank Indonesia (BI) meminta perbankan nasional meningkatkan efisiensinya sehingga bisa mengurangi biaya dana dan menurunkan suku bunga pinjamannya terkait penurunan BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 6%.

"Saya kira banknya harus lebih efisien, sehingga penurunan suku bunga pinjaman menjadi lebih cepat," kata Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah di Jakarta, Jumat  (11/11).

Menurutnya, bunga pinjaman atau "lending rate" perbankan belakangan memang sudah turun, namun penurunannya tidak secepat yang diharapkan bahkan tidak mengikuti penurunan BI rate sejak Oktober lalu telah turun 75 basis poin.

Dikatakannya, BI saat ini masih melakukan penelitian mengenai lambatnya perbankan menurunkan bunga pinjaman.

Menurut data BI kenaikan biaya dana atau overhead cost sejak 2004 sampai sekarang juga tidak naik terlalu tinggi, namun laba yang diraih perbankan meningkat sangat besar.

Return on aset bank pada 2001 rata-rata hanya 1,5% tetapi sekarang naik sampai di atas 3 persen.

"Kita sedang cari tau apakah untuk mengejar pertumbuhan besar itu memerlukan overhead yang besar seperti untuk ekspansi, peralatan besar dan sumber daya manusia yang lebih baik, kita masih teliti," katanya.

Dari fakta yang ada, BI melihat memang masih ada bank kurang efisien sehingga kurang kompetitif dengan bank lain dan ditutupi dengan memberikan suku bunga deposito yang besar.

"Kita ingin lending rate lebih cepat turunnya dan marginnya tidak terlalu lebar antara lending rate dengan suku bunga dana," katanya.

Pengamat ekonomi Ryan Kiryanto mengatakan penurunan suku bunga acuan BI atau BI rate dari 6,50 persen menjadi 6,0% harus diikuti penurunan suku bunga kredit perbankan, sehingga pertumbuhan ekonomi tetap terjaga dari dampak krisis ekonomi di Eropa.

"Perbankan harus merespon segera dengan menyesuaikan suku bunga komersial agar sektor riil lebih ekspansif bekerja," katanya.(ant/hrb)

Sumber : Investor Daily

Tidak ada komentar:

Posting Komentar