Kamis, 10 November 2011

Kredit Perbankan Di-Drive Konsumsi dan Mikro

Kredit perbankan tetap tumbuh di tengah eksposur krisis global. Pertumbuhannya diprediksi mencapai 24%. Belum ada yang menggantikan posisi konsumer dan mikro sebagai penggerak pertumbuhan kredit perbankan. Apriyani Kurniasih
Indonesia tak perlu khawatir akan dampak krisis Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang mungkin akan meluas. Pasalnya, negeri ini memiliki pasar dalam negeri yang sangat potensial. Ketergantungan Indonesia pada ekonomi global juga terbilang minim. Bank Rakyat Indonesia (BRI) bahkan memprediksikan, kredit perbankan tahun depan tumbuh sebaik tahun ini.
Kredit konsumer masih akan menjadi driver pertumbuhan kredit pada 2012. Selain konsumer, kredit akan mengalir deras ke sektor mikro. Kredit mikro diperkirakan juga akan menjadi motor penggerak pertumbuhan kredit perbankan. Apalagi, sektor ini terbukti paling tahan terhadap tempaan krisis.
Berapa proyeksi pertumbuhan kredit pada 2012? Apakah tren kenaikan suku bunga juga akan terjadi tahun depan? Sektor mana saja yang akan menerima kucuran kredit perbankan paling besar? Berikut penuturan Achmad Baiquni, Direktur BRI, melalui jawaban tertulisnya kepada Infobank, akhir September lalu. Petikannya:
Indonesia bisa dikatakan menerima dampak minimal dari terjadinya krisis global. Bagaimana Anda melihat proyeksi kinerja kredit perbankan hingga akhir tahun nanti?
Krisis ekonomi dunia tentu saja memiliki dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang perlu kita lihat tentu saja magnitude dampak krisis terhadap perekonomian Indonesia, seberapa fleksibel mengalihkan eksposur global economy ke pasar domestik dan bagaimana cara memberdayakan pasar domestik kita.
Menurut data statistik, total ekspor Indonesia memiliki kontribusi 27,3% terhadap total GDP (gross domestic product) Q2 2011. Dari ekspor tersebut, 80% berupa nonmigas dan sisanya migas. Dari nonmigas, besarnya eksposur Indonesia terhadap Uni Eropa dan Amerika masing-masing sebesar 13,35% dan 9,99% atau berarti sekitar 2,92% dan 2,19% dari GDP Q2 2011. Angka ini menunjukkan besarnya eksposur Indonesia terhadap kedua kawasan yang saat ini terkena krisis, yang nilainya jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Korea dan Taiwan, yang memiliki eksposur kepada ekonomi global (ekspor) lebih dari 40% dari total GDP mereka.
Selain itu, bila melihat potensi dalam negeri sendiri, Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi sangat besar, didukung oleh total penduduknya yang mencapai kurang lebih 240 juta dan lebih dari 50% GDP ditopang oleh konsumsi rumah tangga; 55% penduduk berusia di bawah 30 tahun, hanya 9,3% berusia di atas 55 tahun; loan to GDP yang relatif rendah (sekitar 27%); dan jumlah penduduk usia dewasa yang memiliki rekening di bank kurang dari 50%. (Itu) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi dalam negeri yang sangat potensial, tanpa harus bergantung pada perekonomian global.
Melihat faktor pendukung di atas, kami memperkirakan bahwa kinerja perbankan di Indonesia hingga akhir tahun masih cukup bagus. Kalaupun ada dampak, perbankan dengan nasabah yang memiliki eksposur besar terhadap kawasan Eropa dan Amerika yang paling terkena imbas. Itu pun mungkin baru sangat signifikan akan terlihat pada tahun depan. Namun, sepanjang perbankan Indonesia memiliki orientasi pasar domestik, dampak krisis global tidak akan terlalu terasa.

Meski saat ini krisis global belum begitu memengaruhi kinerja kredit perbankan, belum diketahui secara pasti bagaimana dampak krisis tersebut tahun depan. Bagaimana proyeksi kinerja kredit perbankan pada 2012?
Kembali lagi kami sampaikan bahwa sepanjang perbankan nasional dapat mengalihkan bisnisnya dengan orientasi domestik dan mampu memberdayakan potensi yang ada (prospektif nasabah yang belum tergarap cukup besar, terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM), kami melihat, kinerja perbankan dan pertumbuhan pinjaman pada 2012 masih cukup tinggi. Mungkin bisa sama dengan pertumbuhan pinjaman perbankan pada kuartal kedua tahun ini yang mencapai sekitar 24%.

Kredit yang mengalir saat ini banyak di-drive kredit konsumer dan mikro. Apakah tren ini masih akan berlanjut pada 2012? Faktor apa saja yang mendukung proyeksi tersebut?
Melihat kondisi ekonomi global saat ini dan Indonesia memiliki potensi pasar UMKM dan penduduk yang sangat besar, kredit mikro dan konsumer akan mendapat driver pertumbuhan kredit di tahun depan. BRI sendiri sudah melihat peluang ini dengan mempersiapkan infrastruktur, SDM (sumber daya manusia), dan kapasitas untuk dapat meningkatkan penetrasi hingga menyentuh pengusaha mikro yang jumlahnya jutaan dan kebanyakan dari mereka belum pernah berbankir sama sekali.
Mereka itulah yang sebenarnya perlu mendapat perhatian dan pembinaan dari sektor perbankan untuk mengembangkan bisnis mereka dan memberikan akses permodalan bagi mereka. Berdasarkan pengalaman kami, sektor mikro inilah yang lebih tahan dari terpaan krisis global.

Bagaimana nasib penyaluran kredit produktif pada 2012? Apa faktor pendukungnya?
Kredit yang kami salurkan ke sektor mikro lebih dari 50% adalah untuk modal kerja dan sisanya untuk investasi dan lainnya. Ini berarti, pembiayaan sektor mikro adalah pembiayaan yang sifatnya produktif. Nantinya, melalui pembiayaan mikro ini usaha nasabah dapat lebih berkembang pada skala yang lebih besar, seperti naik kelas menjadi pengusaha kecil lalu menengah.
Pada 2012 BRI memperkirakan, usaha mikro, kecil, dan menengah akan menjadi motor utama pertumbuhan kredit perbankan. Dengan target pasar dari pengusaha MKM ini adalah pasar domestik Indonesia, baru kemudian negara lain di luar AS dan Eropa, kami yakin kredit yang diberikan akan tetap “sehat” dan membawa dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Berkaitan dengan potensi kenaikan suku bunga kredit perbankan, apakah tren ini masih akan terjadi hingga akhir tahun nanti?
Dengan tren suku bunga yang diproyeksikan akan relatif stabil, suku bunga kredit perbankan juga akan relatif stabil.

Bagaimana tren suku bunga pada 2012? Bagaimana pula pengaruhnya pada pertumbuhan kredit?
Inflasi diproyeksikan tetap akan berkisar (pada angka) 5% pada 2012 sehingga diprediksikan BI Rate tidak akan meningkat. Stabilnya suku bunga akan membawa pengaruh positif terhadap pertumbuhan kredit.

Penyaluran kredit ke sekor mana saja yang pertumbuhannya signifikan pada 2012?
Sektor perdagangan tetap akan menjadi sektor terbesar, mengingat sebagian besar nasabah BRI adalah UMKM.
Bagaimana dengan penyaluran kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi?
(Untuk) perbankan Indonesia, pertumbuhan penyaluran kredit pada 2012 akan sejalan dengan pertumbuhan kredit pada 2011 dengan komposisi pertumbuhan kredit untuk masing-masing jenis penggunaan yang hampir sama dengan pertumbuhan pada 2011.
BRI sendiri menargetkan, kredit mikro dan konsumer akan tetap menjadi growth driver pertumbuhan kredit pada 2012, mengingat potensi kredit yang masih tinggi untuk segmen ini dan competitive advantage yang dimiliki BRI, seperti jaringan dan pengalaman di perbankan mikro.

Bagaimana outlook bisnis perbankan secara umum pada 2012?
Melihat penetrasi perbankan di Indonesia yang masih sangat rendah, terefleksi dari angka loan to GDP sekitar 27% ditambah dengan prospek dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tinggi pada 2012, kami yakin bisnis perbankan Indonesia pada 2012 masih sangat menjanjikan.
Hal lainnya, meskipun persaingan akan semakin meningkat, dengan luasnya lahan dan besarnya potensi bisnis, bank-bank yang memiliki konsep bisnis dan produk perbankan yang competitive akan dapat tumbuh dengan baik. (*)

Sumber : Infobank

Tidak ada komentar:

Posting Komentar